BATURAJA, CAHAYAPENANEWS.COM– Masyarakat Ogan Komering Ulu (OKU) terkhusus para pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raja OKU, yang selalu mengeluhkan layanan distribusi air, tampaknya harus bisa menerima kondisi tersebut apa adanya. Entah sampai kapan!.
Pasalnya, Direktur Utama (Dirut) PDAM OKU, Abi Kusno, seolah angkat ‘bendera putih’ menandakan menyerah dengan kondisi di dalam instansi yang dipimpinnya sendiri.
Loh kok? Ya.. itu nampak dari jawaban Abi Kusno, saat menerima aksi damai pelanggan PDAM di RT 4 Karang Sari, Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur, di kantor PDAM OKU, Kamis (6/7/23).
Diketahui, bahwa dalam aksi tersebut, masyarakat melayangkan protes langsung ke PDAM lantaran distribusi air tidak lancar.
Bahkan menurut Ahmad Afandi, selaku koordinator aksi, kondisi itu sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir.
Perwakilan warga juga mempertanyakan soal kualitas air yang sangat tidak layak digunakan. Bak kopi susu, katanya.
Belum lagi jika bicara ‘kacaunya’ per-pipa-an dan frekuensi menyalanya air yang cuma dua hari sekali.
Namun seperti disinggung diatas, bahwa tak ada jawaban yang menggembirakan dari sang Dirut.
Dan tidak ada solusi kongkrit dan rencana-rencana pembenahan PDAM terkait ‘carut marutnya’ distribusi air, mulai dari yang sering mati hingga kualitas air yang tidak layak.
Abi Kusno justru mengakui, menyadari dan menerima jika pihaknya dikatakan ‘jujur’ dalam hal distribusi air.
“Kondisi PDAM jujur, itu kami sadari. Kondisi inilah yang harus kami terima,” aku dia.
Betul kata dia, bahwa sumber air baku PDAM ini berasal dari sungai ogan. Nah masalahnya, kondisi itu menjadi sulit bagi pihaknya jika sungai sedang meluap.
“Kalau sungai meluap, bukan keruh lagi. Tapi jadi lumpur. Ini kesulitan PDAM.
Pengolahan kami tidak mampu lagi secara maksimal untuk kelola sumber air baku. Terutama untuk sistem pengolahan paket. Beda halnya dengan yang di pusat. Sistemnya konvensional,” beber Abi.
Secara garis besar, Abi Kusno hanya menerangkan kendala-kendala yang dialami PDAM.
Sehingga itupula yang membuat PDAM kesulitan memilih antara memberikan kuantitas ataukah kualitas.
“Antara kuantitas dan kualitas pilihan sulit bagi kami. Misalnya kami distribusikan kuantitas yang cukup, namun resikonyo air yang didapat pelanggan justru keruh. Jika kami ambil keputusan jaga kualitas, maka konsekuensinya air yang didistribusikan hanya 30 – 40 persen saja,” sebutnya.
Yang pasti, sekali lagi Abi Kusno mengaku pihaknya tidak mampu kelola air yang kondisinya begitu, apalagi untuk menuju produksi yang maksnal.
“Jujur! kalau air keruh, yJuli kami matikan. Itu tadi, kami serba salah. Disalurkan salah. Dak disalurkan salah. Intinya kami terima kasih dengan hadirnya bapak-bapak disini, kami terima dengan senang hati. Kami berusaha maksimalkan infrastruktur kami untuk distribusi,” begitu ujar Abi.
Menanggapi jawaban Direktur PDAM, salah satu warga RT 6 Niagara Hill yang ikut aksi, justru menganggap apa yang disampaikan itu bukanlah suatu solusi, melainkan ungkapan pasrah dari pihak PDAM.
“Itu bukan jawaban pak. Itu sama saja pihak PDAM mengakui pelayanannya buruk dan tidak bisa berbuat apa-apa, dan memaksa warga harus menerima keadaan yang ada,” cetus Win, warga RT 6.
Menurutnya, PDAM yang notabenenya perusahaan di bawah naungan pemerintah daerah, seharusnya dapat melakukan perubahan demi memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.
“Bapak seharusnya bisa duduk bersama pemerintah dan menyampaikan apa yang jadi kendala. Kalau kurang atau tidak ada anggaran untuk membeli teknologi terbaru, bisa diusulkan. Jadi tidak ada alasan lagi, karena penyakit PDAM Tirta Raja ini sudah kronis, harus diamputasi,” tegasnya.
Jika pun tidak mampu melakukan perubahan, tegas dia, PDAM jangan pasrah dan hanya menerima keadaan.
“Kalau bapak merasa sudah tidak sanggup memimpin, sebaiknya mundur,” ucapnya lantang.
Bahkan, dirinya mengancam akan numpang mandi di Rumah Dinas (Rumdin) Bupati OKU, jika memang PDAM Tirta Raja tidak mampu memperbaiki pelayanan.
“Jika distribusi air masih macet, jangan salahkan masyarakat kalau sampai numpang mandi di Pendopoan Rumah Kabupaten,” tandasnya. (Zen)