( Bagian 1)
Ditulis Oleh : As’adi Muhamadiah, SH
Wartawan Harian Umum Suara Nusantara.
Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) OKU 2024 tinggal selangkah lagi,masing masing Parpol diantaranya sudah melakukan penjaringan kandidat bakal calon (Balon),mulai dari Balon Bupati hingga Balon Wakil Bupati mulai mempopulerkan diri.
Pada rubrik ini akan memuat jejak penelusuran ( investigasi) sejauh apa tingkat keseriusan,peluang dan Isu serta realita lapangan yang sedang hangat terhadap figur di mata masyarakat jelang tahapan suksesi Pilkada dimulai.
Tulisan ini akan dibuat secara berantai dengan melakukan analisa sesuai fakta serta Isu yang (Bertiup) pada tiga figur tokoh OKU yang santer disebut bakal mencalonkan diri sebagai Bupati serta pasanganya, yakni Ir.H Mardjito Bakhri selaku ketua DPRD OKU akan kami turunkan dalam ulasan pertama,Teddy Melwansyah selaku Pj Bupati OKU pada ulasan kedua,dan Yudi Purna Nugraha SH selaku Wakil Ketua DPRD OKU pada ulasan terahir. Andai ada figur bakal calon lain tetap akan kami ulas pada sesi berikutnya diluar rubrik ini.
Jika saatnya nanti ketiga figur tokoh ini benar benar di tetapkan oleh KPU OKU sebagai calon Bupati bersama pasangan nya,tentu saja masing masing calon berlomba merebut hati rakyat untuk memenangkan pertarugan.Namun perjalanan untuk sampai pada hari H penetapan pasangan calon Bupati/Wabup yang dijadwalkan 22 september nanti bukan jadi perkara mudah.
Sementara isu diluar sistem terus berkembang liar,apakah sengaja berhembus akibat kepentingan atau didasari ketidak mengertian orang yang membawa cerita,mulai dari cerita “kambing bisa jadi Singa”, sampai isu Borongan Partai seperti beli Ubi dalam karung.
Hasil Investigasi jurnalist satu bulan terahir di dapat fakta jika isu memang ada yang sengaja di tiupkan untuk dijadikan “target” Balon dan Tim kerjanya menaikan elektabilitas, ada pula yang sengaja dihembuskan sebatas mengukur popularitas sejauh mana figur dikenal oleh publik, ada lagi figur sengaja “ cuma” mengandalkan rasa ketokohanya dengan harapan digandeng ikut pencalonan melalui cara modal “miring” , ada pula isu berhembus karna bakal calon memang di harapkan rakyat,berangkat dari rasa kagum dan simpati,namun diaikapi dengan pemahaman berlebihan.
Sesi pertama ini mari kita sinkap sedikit figur Mardjito Bachri ketua Partai Gerindra dengan jabatan Ketua DPRD OKU.Jabatan ini akan berahir sampai dilantiknya anggota Dewan terpilih 16 Agustus 2024. Mardjito Bachri yang berlatar belakang pebisnis terbukti bisa berpolitik praktis setelah partainya meraih 5 kursi (selisih 1 kursi dengan PAN dan Golkar ) pada pemilu legislative 2019, hingga Mardjito diberi hak Undang Undang untuk duduk sebagai ketua DPRD OKU priode 2019 – 2024.
Merunut kebelakang sepak terjang politik 5 kursi dewan Gerindra yang di pimpin Mardjito di DPRD OKU priode lalu,tidak banyak gagasan yang bisa di tonjolkan. Keberadaan fraksi Gerindra mengambil sikap penengah terhadap kebijakan pemerintah Daerah, pendukung pemerintah bukan, oposisi juga tidak. Justru Gerinda tidak bisa berbuat banyak mana kala Fraksi gabungan PAN pimpinan Yudi Purna Nugraha sebagai fraksi Netral tapi bergaris Oposisi menentang kebijakan Pemerintah jika fraksi ini menilai sebuah program tidak berpihak dengan rakyat. Tak heran walaupun Mardjito ketua DPRD tapi acap kali Rapat Paripurna gagal total karena tidak tercapai courum jumlah anggota dewan yang hadir, hingga tak heran jika seringkali terjadi Paripurna dijadwalkan ulang, buntut penolakan fraksi PAN gabungan.
Sudah hampir setahun lamanya,Isu berhembus atau bisa jadi sengaja dihembuskan oleh orang dekatnya,jika Mardjito akan jadi salah satu kandidat bakal calon Bupati OKU 2024. Laksana gayung bersambut,Mardjito pun mulai sering turun kemasyarakat sekaligus menjawab kabar itu dengan dalih“akan mencalonkan diri Jika Rakyat menghendaki”
Seiring perjalanan waktu, keseriusan Mardjito menggalang dukungan sudah mulai tampak sebagai upaya memperluas langkah ikut maju sebagai calon Bupati OKU. Diluar perjalanan dinas, selain pribadi,Mardjito membawa misi membesarkan Partai Gerindra yang menghatarkanya ke pucuk pimpinan Dewan. Namun siapa sangka,pada detik terahir penyerahan nama calon anggota Dewan ke KPU dari Partai Gerindra,ternyata Mardjito sendiri hanya memberikan semangat dan dukungan saja pada para calon legislatif, sedangkan dirinya tidak lagi ikut bertarung dengan memilih jalan “luput” dari setatus anggota Dewan di priode ini.
Sayangnya, hasil Pemilu pebruari lalu Partai Gerindra harus pasrah tidak mampu lagi bertahan pada posisinya, dan hanya mendapat 4 kursi dewan pada priode ini dengan perolehan suara di bawah partai Nasdem yang juga sama 4 kursi, sedangkan jabatan ketua DPRD akan diambil alih Partai Amanat Nasional ( PAN )dengan memborong 8 kursi dewan.
Melorotnya setatus partai Gerinda di Parlemen ini,tentu akan jadi tolok ukur petinggi DPW maupun DPP jika saja Mardjito akan dorong sebagai kandidat bakal calon Bupati dari partainya. Umumnya setiap “Petarung” tentu berharap menang dalam kompetisi,hingga Mardjito harus mampu meyakinkan para petinggi Partainya guna mengantongi “Tiket” sebagai pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati OKU.
Jika saja Gerindra mengeluarkan rekomendasi mengusung Mardjito sebagai Balon Bupati, jumlah perolehan kursi Dewan partai ini masih perlu tambahan 3 kursi lagi mencukupi 7 kursi dewan sebagai sarat pencalonan.
Pada posisi ini tentu Gerindra dipaksakan aturan untuk membangun koalisi bersama partai lain sampai kuota kursinya tercukupi mengusung Bakal Calon. Pertanyaanya apakah Mardjito berhasil membangun koalisi dengan partai diluar Gerindra? tergantung kecerdasan loby dimasig masing partai, sebab kenapa demikian ? berkembang isu diluar akan ada Calon jadi “Monster “ yang dikabarkan bisa memborong partai seperti borongan kentang di pasar sayur.
Meski isu ini sulit untuk dibuktikan bahkan dalam hitungan tak mugkin terjadi, setidaknya Mardjito harus “Putar otak” berusaha keras mencukupi jumlah kursi dewan yang akan mengusungnya kelak.Perkembangan terahir keseriusan Mardjito ikut berkompetisi pada Pilkada OKU sudah mulai tampak dengan mendaftarkan diri pada penjaringan balon yang dibuka oleh Parpol. Mardjito mengambil formulir pendaftaran sebagai Balon Bupati pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembanguan (PPP) serta penjajakan untuk berkoalisi dengan PKB. Langkah ini tentunya merupakan upaya Mardjito membangun kekuatan menambah jumlah kursi Dewan Gerindra yang belum cukup jadi pengusung Balon,meski keputusan ahir akan bergantung pada petinggi DPP parpol masing masing .Umumnya setiap Parpol yang dilamar jadi koalisi,akan merokomendasi Balon jika berpasangan dengan Kader partai mereka terlebih dulu,walau ahirnya akan terjadi pemahaman politik melalui negoisiasi tertentu.
Berkembang kabar yang jadi isu “warung kopi” jika Mardjito hanya bisa mendapatkan rekomendasi dari Partainya sebagai balon wakil Bupati saja bukan sebagai balon Bupati,higga Mardjito terpaksa harus berupaya keras membangun koalisi besar supaya tercukupinya jumlah perahu politik di luar jumlah kursi dewan dari Gerindra jika kelak berniat jadi OKU 1 pada kompetisi Pilkada.
Kabar lain Mardjito juga sudah digadang gadang untuk menjadi bakal calon wakil Bupati berpasangan dengan Teddy Meilwansyah. Namun fakta lain berbanding terbalik, Mardjito juga disebut sudah siap lahir batin untuk maju sebagai Balon Bupati dengan segala resiko,dia sudah melirik 4 orang figur untuk dijadikan sebagai wakil, 2 orang laki laki dan 2 orang perempuan.
Sampai sejauh mana kebenaran isu yang berkembang,Rakyat Kabupaten OKU sebagai pemegang kuasa menunggu hanya berharap pimpinan kedepan punya tangan terampil untuk membawa kemajuan daerah secara nyata bukan sekedar mimpi dalam retorika.
Politik yang keras tapi lentur setiap detik berubah ubah,tentu saja harus menjadikan kita bijak dan cerdas menilai, tidak mudah percaya dengan kabar “burung” dan selalu Istiqomah memutuskan sosok seperti apa figur pimpinan yang cocok dijadikan Bupati/wakil Bupati 5 tahun mendatang. ( bersambung )